Menjelang
peringatan hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober, sebuah artikel menarik
mengenai hal yang membanggakan bangsa Indonesia tercetak di surat kabar
nasional. Artikel tersebut membahas program "Indonesia Mengajar",
sebuah kegiatan yang diprakarsai oleh Bapak Anies Baswedan, Rektor Universitas
Paramadina, Jakarta. Gerakan ini memiliki tujuan untuk mencari generasi muda
terbaik yang akan ditempatkan sebagai guru Sekolah Dasar di daerah terpencil
selama satu tahun. Ide tersebut tercetus mengingat kondisi masih banyaknya
sekolah dasar di daerah terpencil yang dibimbing oleh guru-guru dengan kualitas
yang tidak sesuai dengan standar. Selama bertugas, generasi muda terbaik ini
akan mendapatkan uang saku Rp. 3.2 juta sampai Rp. 4.8 juta per bulan
tergantung dari daerah tugas.
Pendidikan
dasar adalah fondasi pembangunan masyarakat Indonesia, maka Indonesia Mengajar
(IM) percaya bahwa pendidikan dasar untuk anak-anak di seluruh pelosok
Indonesia wajib disampaikan dan didampingi oleh generasi terbaik bangsa. Didasari
juga oleh janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka IM
mengambil inisiatif untuk mendampingi sekolah dasar–sekolah dasar di berbagai
pelosok Indonesia dengan merekrut, membekali, dan menempatkan sarjana-sarjana
terbaik bangsa yang memiliki semangat mengabdi untuk mengajar di sebuah SD
selama satu tahun. Para pemuda yang dikirim sebagai guru sekolah dasar (SD) ke
daerah disebut sebagai Pengajar Muda.
Meskipun persyaratannya cukup ketat, indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3, berusia di bawah 25 tahun dan berbagai persyaratan lain, tercatat 1.383 orang mendaftar program ini. Mereka merupakan lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi. Dan setelah diseleksi ketat, terpilih 160 orang, kemudian melalui proses seleksi lebih lanjut terpilih 51 sarjana berkualitas terbaik yang akan ditempatkan di lima daerah terpencil yakni di Kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara), Kabupaten Paser (Kalimantan Timur), Kabupaten Bengkalis (Riau), Kabupaten Majene (Sulawesi Barat) dan Kabupaten Tulang Bawang Barat (Lampung).
Meskipun mereka akan ditempatkan di daerah terisolasi yang sarana transportasinya sangat sulit, listrik terbatas dan tidak ada sinyal telepon apalagi internet, para sarjana berkualitas tersebut sangat antusias akan tantangan yang akan dihadapinya. Bahkan salah seorang di antara mereka, dengan kesadaran tinggi, rela meninggalkan kehidupan yang sangat layak di Singapura dengan gaji besar di perusahaan multinasional, demi tujuan mulia untuk memberikan pendidikan yang bermutu dan memberikan motivasi untuk belajar dengan giat kepada anak-anak di daerah terpencil. Sebelum berangkat ke daerah terpencil, para calon pengajar ini diberikan pelatihan di asrama selama tujuh minggu, termasuk cara mengajar, kurikulum pengajaran, ekstrakurikuler, sampai menjaga kesehatan di daerah terpencil. Di dalam asrama, aliran listrik dimatikan setelah pukul 10 malam dan telepon seluler disimpan panitia supaya mereka tidak kaget menghadapi keadaan minim listrik di daerah tujuan pengajaran.
Meskipun persyaratannya cukup ketat, indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3, berusia di bawah 25 tahun dan berbagai persyaratan lain, tercatat 1.383 orang mendaftar program ini. Mereka merupakan lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi. Dan setelah diseleksi ketat, terpilih 160 orang, kemudian melalui proses seleksi lebih lanjut terpilih 51 sarjana berkualitas terbaik yang akan ditempatkan di lima daerah terpencil yakni di Kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara), Kabupaten Paser (Kalimantan Timur), Kabupaten Bengkalis (Riau), Kabupaten Majene (Sulawesi Barat) dan Kabupaten Tulang Bawang Barat (Lampung).
Meskipun mereka akan ditempatkan di daerah terisolasi yang sarana transportasinya sangat sulit, listrik terbatas dan tidak ada sinyal telepon apalagi internet, para sarjana berkualitas tersebut sangat antusias akan tantangan yang akan dihadapinya. Bahkan salah seorang di antara mereka, dengan kesadaran tinggi, rela meninggalkan kehidupan yang sangat layak di Singapura dengan gaji besar di perusahaan multinasional, demi tujuan mulia untuk memberikan pendidikan yang bermutu dan memberikan motivasi untuk belajar dengan giat kepada anak-anak di daerah terpencil. Sebelum berangkat ke daerah terpencil, para calon pengajar ini diberikan pelatihan di asrama selama tujuh minggu, termasuk cara mengajar, kurikulum pengajaran, ekstrakurikuler, sampai menjaga kesehatan di daerah terpencil. Di dalam asrama, aliran listrik dimatikan setelah pukul 10 malam dan telepon seluler disimpan panitia supaya mereka tidak kaget menghadapi keadaan minim listrik di daerah tujuan pengajaran.
Tahapan
Pengajar Muda
Fase 1 : Rekrutmen dan Seleksi
Untuk menjadi seorang Pengajar Muda, ada beberapa
fase yang harus dilalui. Fase pertama adalah Fase Rekrutmen. Dalam fase ini,
calon Pengajar Muda diimbau untuk membuat akun terlebih dahulu dan kemudian
mengisi serta mengirimkan aplikasi online tersebut pada saat periode
rekrutmen. Aplikasi online ini merupakan pintu terdepan dari keseluruhan
proses seleksi Pengajar Muda yang di dalamnya terdapat beberapa bagian yang
harus diisi, salah satunya adalah esai. Ceritakan dan tunjukkan passion,
semangat, dan motivasi Anda yang kuat serta pengalaman pribadi yang dapat
mendukung Anda untuk menjadi Pengajar Muda.
Para kandidat yang lolos seleksi tahap I, akan
dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap II. Seleksi ini merupakan penilaian
langsung yang terdiri dari wawancara dan beberapa tes lainnya yang akan
dilaksanakan selama satu hari penuh. Seleksi dilaksanakan di beberapa kota
seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar (tentative).
Selanjutnya, bagi yang lolos seleksi tahap II akan dipanggil untuk Tes
Kesehatan. Bagi calon Pengajar Muda yang lolos hingga tahap akhir, akan
mengikuti rangkaian berikutnya, yaitu Fase Pelatihan.
Fase 2 : Pelatihan
Pelatihan calon Pengajar Muda dilaksanakan secara
intensif selama 7 minggu. Materi pelatihan tidak hanya mencakup keterampilan
mengajar secara teori dan praktik, tetapi juga hard skill dan soft
skill lain yang mendukung, seperti; keterampilan fisik, belajar kreatif, leadership
skill, problem solving, adaptasi masyarakat, advokasi, health and
safety, dan sebagainya. Pelatihan ini ditujukan untuk memberikan bekal bagi
calon Pengajar Muda dalam melaksanakan tugas mereka di daerah penempatan selama
setahun.
Dalam masa pelatihan, calon Pengajar Muda
mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan tokoh-tokoh inspiratif dari
berbagai macam latar belakang profesi dan keahlian dalam sesi kepemimpinan.
Materi-materi diberikan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya
masing-masing.
Para calon Pengajar Muda juga mendapatkan
kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari selama
pelatihan melalui praktik mengajar di SD-SD yang terletak di sekitar lokasi
pelatihan.
Fase 3 : Penempatan dan Penugasan
Setelah melewati fase pelatihan, calon Pengajar
Muda dinyatakan resmi menjadi Pengajar Muda. Mereka akan bertugas di berbagai
pelosok Indonesia selama setahun di sekolah dasar (dapat negeri atau swasta)
yang ditentukan bersama dengan Dinas Pendidikan daerah. Proses pemberangkatan
Pengajar Muda ke daerah masing-masing dilakukan secara kelompok per daerah, dan
secara langsung setelah pelatihan berakhir.
Selama bertugas di daerah penempatan, masing-masing
Pengajar Muda tinggal bersama dengan keluarga angkat selama mereka bertugas.
Selama masa tugas, Pengajar Muda tidak hanya
menjalankan amanah mengajar di sekolah, tetapi juga aktif berinteraksi dengan
masyarakat setempat.
Diharapkan, dengan adanya interaksi tersebut,
Pengajar Muda dapat memahami dan mengambil pelajaran secara langsung mengenai
kearifan lokal serta kehidupan masyarakat di akar rumput. Sebagai Pengajar
Muda, ada empat kategori tugas yang dilaksanakan di sekolah maupun di desa,
antara lain;
1) Kegiatan kurikuler, merupakan komponen pokok
program, yaitu segala kegiatan terkait belajar-mengajar dari sejak perencanaan
belajar sampai evaluasi. 2) Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. 3) Kegiatan
pembelajaran masyarakat, yaitu segala kegiatan belajar bersama masyarakat, dan
4) Kegiatan jaringan dan advokasi pendidikan, yaitu segala kegiatan untuk
membangun, memelihara dan menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan di
bidang pendidikan di wilayah terkait.
Pengajar Muda diminta untuk mengambil inisiatif
dalam menyusun sendiri programnya disesuaikan dengan kondisi yang ada,
mengomunikasikan dengan pihak sekolah atau pihak terkait lain, menggalang
dukungan komunitas serta melaksanakan kegiatan dengan sumber daya yang
terbatas.
Pengajar Muda dibentuk dalam tim-tim tertentu
sebagai kelompok untuk saling mendukung. Koordinasi dan komunikasi, baik antara
sesama Pengajar Muda dalam satu tim maupun dengan tim Indonesia Mengajar,
dilakukan secara rutin. Selain itu, Pengajar Muda juga melakukan refleksi dan
evaluasi secara berkala terkait dengan tugas mereka di daerah penempatan.
Secara umum, fasilitas seperti listrik dan sinyal komunikasi terbatas. Dalam
beberapa kasus, wilayah tertentu memiliki lokasi yang cukup jauh, sulit
terjangkau, serta minim listrik dan sinyal.
Fase 4 : Pasca-Penempatan
Setelah menyelesaikan tugas dalam memenuhi janji
kemerdekaan dan menebar inspirasi selama setahun di daerah pelosok, para
Pengajar Muda mendapatkan keleluasaan untuk melanjutkan rencana jangka panjang mereka.
Tentunya, setelah mendapatkan pengalaman yang
berharga selama setahun, para Pengajar Muda mengalami perkembangan dalam hal leadership
skill dan soft skill lainnya.
Lokasi Penempatan
Saat ini,
Indonesia Mengajar sudah menempatkan seratus tujuh puluh orang Pengajar Muda ke
enam belas daerah di berbagai pelosok Indonesia, yaitu:
Nama-nama Kabupaten Daerah Penempatan
- Kabupaten Aceh Utara, Provinsi
Aceh
- Kabupaten Bengkalis, Provinsi
Riau
- Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan
- Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan
- Kabupaten Tulang Bawang Barat,
Provinsi Lampung
- Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten
- Pulau Bawean, Kabupaten Gresik,
Provinsi Jawa Timur
- Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat
- Kabupaten Paser, Provinsi
Kalimantan Timur
- Kabupaten Kep. Sangihe,
Provinsi Sulawesi Utara
- Kabupaten Majene, Provinsi
Sulawesi Barat
- Kabupaten Bima, Provinsi Nusa
Tenggara Barat
- Kabupaten Rote Ndao, Provinsi
Nusa Tenggara Timur
- Kabupaten Halmahera Selatan,
Provinsi Maluku Utara
- Kabupaten Maluku Tenggara
Barat, Provinsi Maluku
- Kabupaten Fakfak, Provinsi
Papua Barat
Sumber :